Makalah Kebutuhan Remaja dan Pemenuhannya
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Remaja dan permasalahannya
tidak pernah selesai diperbincangkan dalam berbagai hal. Terutama dalam hal kebutuhan dan pemenuhannya,
itu di karenakan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang
kedewasaan kebutuhan-kebutuhan remaja tersebut selalu mengalami perubahan.
Kebutuhan fisik dan psikologis merupakan dua kebutuhan yang sangat mendasar di
dalam kehidupan para remaja. Kedua kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang
menyebabkan bagaimana mereka berperilaku, dan bukan hanya para remaja saja yang
berperilaku berdasarkan kedua kebutuhan tersebut, namun pada umumnya semua
manusia akan berperilaku berdasarkan kedua kebutuhan tersebut. Kebutuhan
dasar remaja dan manusia pada umumnya tidak lepas dari masalah-masalah dan konsekuensinya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan remaja?
2. Apa
saja kebutuhan remaja?
3. Bagaimanakah
pemenuhan remaja?
C.
Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2. Untuk
mendeskripsikan pengertian remaja.
3. Untuk
mengetahui apa saja kebutuhan remaja.
4. Mendeskripsikan
pemenuhan kebutuhan remaja.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi
tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak.
Borring E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa
remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa
transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk ( dalam Hurlock,
1990 ) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari
pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang
mandiri.
Neidahart (dalam
Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan
ketergantungan pada masa anak-anak kemasa dewasa, dan pada masa ini remaja
dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
Ottorank bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan
tergantung menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat mengatakan masa remaja
adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya
kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang.
Erikson (dalam Hurlock,
1990 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis
identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari
remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam
masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para
remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola
dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
Berdasarkan beberapa pengertian
remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan
dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang
sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial. Secara
umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian,yaitu sebagai berikut:
·
Masa
remaja awal ( 12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai
individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
·
Masa
remaja pertenghan ( 15-18 tahun)
Masa ini di tandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir
yang baru.
·
Masa
remaja akhir ( 19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki
peran-peran orang dewasa.
B.
Kebutuhan
Remaja
Kebutuhan manusia timbul akibat dorongan-dorongan
(motif) yang ada pada dirinya. Motif timbul akibat kebutuhan psikologis atau
tujuan kehidupan yang kompleks. Kebutuhan remaja menurut para ahli
ü Menurut
Sunarto (1994:49)
·
Kebutuhan Primer
Yaitu
kebutuhan yang merupakan kebutuhan biologis (organik) yang timbul dari
dorongan/motif asli seperti kebutuhan makan, minum, bernapas, kehangatan tubuh,
dan kebutuhan seksual dan perlindungan diri.
·
Kebutuhan sekunder
Yaitu
kebutuhan yang timbul oleh motif dipelajari (kebutuhan sosial–psikologis)
seperti kebutuhan untuk mencari pengetahuan, mengikuti pola hidup
bermasyarakat, hiburan dan lainnya. Remaja sebagai individu pada umumnya
mempunyai kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar seorang individu oleh Lindgren
(Sunarto, 1994:53) dideskripsikan sebagai berikut.
Deskripsi
Karakteristik :
§ Kebutuhan
jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri Kebutuhan yang terkait dengan
pertahanan diri khususnya pemeliharaan dan pertahanan diri bersifat individual
§ Kebutuhan
akan perhatian dan kasih sayang
§ Kebutuhan
untuk memiliki.
§ Kebutuhan
aktualisasi diri , kebutuhan yang terkait langsung dengan pengembangan
diri yang relatif kompleks, abstrak dan bersifat sosial.
Keempat macam kebutuhan tersebut bersifat hirarki
dari kebutuhan yang bertingkat rendah yaitu kebutuhan jasmaniah sampai pada
kebutuhan yang bertingkat tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Hirarki kebutuhan
tersebut sejalan dengan teori kebutuhan Maslow (Sunarto dan Hartono, 1994:54)
yaitu:
1) Kebutuhan
aktualisasi diri
2) Kebutuhan
kognitif
3) Kebutuhan
penghargaan
4) Kebutuhan
cinta kasih
5) Kebutuhan
keamanan
6) Kebutuhan
jasmaniah (fisiologis)
Menurut Lewis dan Lewis (Sunarto dan
Hartono, 1994:55) kegiatan remaja didorong oleh berbagai kebutuhan yaitu:
1) Kebutuhan
jasmaniah
2) Kebutuhan
psikologis
3) Kebutuhan
ekonomi
4) Kebutuhan
sosial
5) Kebutuhan
politik
6) Kebutuhan
penghargaan
7) Kebutuhan
aktualisasi diri
ü Prescott
(Oxendine, 1984:224) mengklasifikasikan kebutuhan remaja sebagai berikut:
·
Kebutuhan psikologis
seperti melakukan kegiatan, beristirahat dan kegiatan seksual.
·
Kebutuhan sosial
(status) seperti menerima, diterima, menyukai orang lain.
·
Kebutuhan Ego atau
interaktif seperti kontak dengan kenyataan, harmonisasi dengan kenyataan, dan
meningkatkan kematangan diri sendiri.
Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan psikologis akan
muncul setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpenuhi. Ia mengklasifikasikan
kebutuhan sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan keselamatan (Safety
needs)
2. Kebutuhan memiliki dan mencintai (belonging and love needs)
3. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan (esteem needs)
4. Kebutuhan untuk menonjolkan diri (self–actualizing needs)
Perumusan kebutuhan tersebut
berjalan secara hirarkis dan sistematis. Suatu kebutuhan baru akan terpuaskan
setelah kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Pada akhirnya seseorang akan berusaha
untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tertinggi yaitu kebutuhan
self–actualizing.
1.
Kebutuhan
Remaja dan Implikasinya
Dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, guru hendaknya selalu sensitif terhadap kebutuhan para siswa (remaja)
dan berusaha memahaminya sebaik mungkin. Untuk itu guru perlu memperhatikan
aspek berikut :
a. Mempelajari
kebutuhan remaja melalui berbagai pendapat orang dewasa.
b. Mengadakan
angket yang ditujukan kepada para remaja untuk mengetahui masalah–masalah yang
sedang mereka hadapi.
c. Bersikap
sensitif terhadap kebutuhan yang tiba–tiba muncul dari siswa yang berada di
bawah bimbingannya.
Dari uraian di atas, kebutuhan remaja
diklasifikasikan menjadi 4 kelompok kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan
organik yaitu makan, minum, bernapas, seks.
b. Kebutuhan
emosional yaitu kebutuhan untuk mendapatkan simpati dan pengakuan dari pihak
lain dikenal dengan n’Aff.
c. Kebutuhan
berprestasi atau need of achievement dikenal dengan n’Ach yang berkembang karena dorongan untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis
d. Kebutuhan
untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis. Sejalan dengan pemikiran
Maslow tentang Teori Hierarki Kebutuhan Individu yang sudah dikenal luas, namun
aplikasinya untuk kepentingan pendidikan siswa di sekolah tampaknya belum
mendapat perhatian penuh. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan
diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai
kebutuhan siswanya.
2. Masalah yang dihadapi remaja
a. Sikap dan Perilaku
Upaya untuk dapat mengubah sikap dan
prilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan prilaku orang dewasa,tidak semuanya
dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Kegagalan
dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri,dan
akibat lebih lanjut menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau
sebaliknya tidak percaya diri,pendiam,atau kurang harga diri.
b. Perubahan Fisik
Seringkali para remaja mengalami
kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hanya sedikit remaja
yang merasa puas dengan tubuhnya.Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa
kurang serasi.Ketidakserasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan keganjalan,
karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas,juga hal itu
tampak pada gerakan atau prilaku ynag kelihatannya wagu dan tidak puas.
c. Perkembangan fungsi seks pada masa ini
dapat menimbulkan kebinggungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering
terjadi salah tingkah dan prilaku yang menentang norma. Pandanganya terhadap
sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan.
d. Kemandirian
Dalam memasuki kehudupan bermasyrakat, remaja
yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu
untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbgai masalah,
terutama masalah penyesuaian emosional, seperti over acting, lancing, dan
semacamnya.
e. Harapan-harapan untuk dapat berdiri
sendiri dan untuk hidup mandiri secara social ekonomis akan berkaitan dengan
berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.
Penyesuaian social merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja
karena mereka juga harus menghadapi norma baru dalam kehidupan sebaya remaja
dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.
f.
Berbagai
norma dan nilai yang berlaku didalam hidup masyarakat merupakan masalah
tersendiri bagi remaja. Dalam hal ini remaja menghadapi perbedaan nilai dan
norma kehidupan. Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma ynag
dianutnya menimbulkan prilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”
C.
Pemenuhan
Kebutuhan Remaja
Usaha-Usaha Pemenuhan
Kebutuhan Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Pemenuhan
kebutuhan fisik atau organik merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus
dipenuhi, karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya
agar tetap tegar (survival). Tidak berbeda dengan pemenuhan kebutuhan serupa di
masa perkembangan sebelumnya, kebutuhan ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
terutama ekonomi keluarga. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan fisik ini akan
sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembanagn psiko-sosial
seorang individu. Menghadapi kebutuhan ini latihan kebersihan, hidup teratur
dan sehat sangat perlu ditanamkan oleh orang tua, sekolah dan linkungan
masyarakat kepada anak-anak dan para remaja. Realisasi hal ini di sekolah
adalah pendidikan kesehatan, pendidikan jasmani, dan pentingnya usaha kesehatan
sekolah (UKS).
Khusus kebutuhan
seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha pemenuhannya
harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun
kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini
menyangkut factor lain untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Orang tua harus
cukup tanggap dan waspada secara dini menjelaskan dan memberikan pengertian
arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama wanita) dan arti
seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual
pada remaja, di mana pada saat itu mereka telah menyadari akan adanya norma
agama, sosial dan hukum, maka banyak dilakukan secara diam-diam.
Pendidikan seksual di
sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapatkan perhatian. Program
bimbingan keluarga, dan program bimbingan perkawinan dapat dilakukan secara
periodik oleh setia organisasi ibu-ibu dan organiasasi wanita pada umumnya.
Sekolah sekali-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan
penjelasan tentang masalah-masalah remaja, khususnya masalah seksual. Selain
itu perlu juga diadakan program bimbingan keagamaan karena yang mampu untuk
mengendalikan hawa nafsu pada dasarnya adalah rasa keimanan pada Allah SWT.
Banyak orang menganggap
bahwa masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan tapi sekaligus juga
paling membingungkan. Masa dimana seseorang mulai memikirkan tentang cita-cita,
harapan dan keinginan-keinginannya. Namun juga masa yang membingungkan, karena
ia mulai menyadari masalah-masalah yang muncul ketika ia mencoba untuk
mengintegrasikan antara keinginan diri dan keinginan orang-orang sekitarnya.
Pada saat inilah orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk menolong
anak remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Tetapi tidak dapat dipungkiri
kalau pada saat yang sama orang tua mengalami kesulitan dalam menghadapi
perubahan-perubahan remaja,baik secara fisik maupun psikis .
Oleh karena itu orang tua perlu melakukan
pendekatan-pendekatan yang tepat agar dapat mengerti dan memahami masalah anak
remajanya. Jika tidak maka hal ini akan menyebabkan banyak kesalahpahaman
diantara mereka.
Untuk mengembangkan
kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma sosial, amat
penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan, seperti
kelompok olah raga, kelompok seni musik, kelompok koperasi, kelompok belajar,
dan semacamnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Remaja mengalami proses yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangannya yakni proses secara berkelanjutan guna memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan adalah kecendrungan permanen dalam diri seseorang yang
menimbulkan dorongan dan kelakuan untuk mencapai tujuan tertentu. Kebutuhan
muncul sebagai akibat adanya perubahan (internal change) dalam organisme atau
akibat pengaruh kejadian–kejadian dari lingkungan organisme. Sebagai implikasi
pemenuhan kebutuhan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, guru
hendaknya selalu sensitif terhadap kebutuhan para siswa (remaja) dan berusaha
memahaminya sebaik mungkin.
B.
Saran
Manusia harus lebih memahami kebutuhan yang dia
butuhkan. Manusia dan khususnya remaja harus memperoleh kebutuhannya agar dapat
hidup dengan normal. Pemenuhan kebutuhan
fisik atau organic merupakan tugas pokok. Kebutuhan ini harus dipenuhi, karena
hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar