Kajian Tauhid " Tawakal - Aa Gym "
tawakal
KH. Abdullah Gymnastiar
Orang kaya harta belum tentu selalu merasa cukup dalam hidupnya. Karena Untuk cukup bukanlah masalah pintar, hebat, atau rajin tapi justru kecukupan ini pintunya adalah bertaqwa.
“Bahwa barangsiapa yang tawakal kepada Allah (haqqul yaqqin) bahwa Allah yang mencukupi dan menjaga dirinya, selain Allah itu lemah kecuali dikuatkan Allah” Sehingga dia merasa cukup karena janji Allah pasti.
Orang tawakal itu adalah orang yang paling sempurna ikhtiarnya. Jika hati tidak ingat pada Allah maka belum sempurna ikhtiarnya. Yang sempurna ikhtiarnya adalah yang dibimbing oleh Allah.
“Apabila keluar seorang lelaki dari rumahnya dengan berkata ‘bismillahi tawakaltu alallahi laa haula walaa quwwata illa billah’, Maka disampaikan kepadanya, ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan kamu dilindungi.’ Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR. Abu Daud, no. 5095; Turmudzi, no. 3426; dinilai shahih oleh Al-Albani).
Sehingga jangan lupa untuk selalu membaca doa ini ketika kita hendak pergi kemanapun, karena
-Kita tidak tau majelis talim mana yg bisa mendekatkan kita pada Allah, tapi Allah tau
-Kita tidak tau musibah mana yang akan menimpa,tapi Allah tau
-Kita tidak tau rezeki yang akan diberikan allah, tapi Allah tau
-Dan kita pun tidak tau bagaimana kecukupan kita
Perkataan imam ibnu Qayyim Qs. At Talaq ayat 3 :
“Barangsiapa yang bertawakal pada Allah niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhannya”
Tawakal adalah sebab terkuat untuk menolak apa yang ia tidak mampu tolak dari gangguan. Tidak ada celah bagi musuh untuk menyakitinya. Adapun marabahaya yang akan menghantarkan musuhnya pada tujuan utamanya maka selamanya pun tidak akan bisa.
Misalnya ketika ada singa lalu kita terpojok dan kita betul-betul pasrah pada Allah, kita ketahui saja bahwa singa itu pekerjaannya bertasbih kepada Allah dan singa itu sepenuhnya takluk dalam kekuasaan Allah, maka kita pun akan terlindungi dari singa tersebut. Mudah bagi Allah mengatur bagaimana seekor singa bisa berkasih sayang pada anaknya sendiri.
Karena setiap makhluk ada ajalnya, tidak bisa dimundurkan atau dimajukan walau sesaat. Dalam perang yang paling berbahaya adalah lupa pada Allah.
Apakah dG tawakal kita bisa seenaknya jalan?
Ketika ada seseorang berkata “saya berjalan bertawakal padaMu ya Allah hanya Engkaulah pelindungku ”. Kemudian ia terjatuh kebawah. “ Loh kok Allah tidak melindungiku?”
Itulah disebut konyol karena tidak mengikuti petunjuk Allah, bahwa ada gaya grafitasi. Ini bukan tawakal karena masih bisa memilih untuk tidak memanjat. Dan kepasrahan ini merupakan ikhtiar yang sangat mulia karena berbaik sangka kepada Allah.Masalah yang sekarang kita rasa pelik, rumit itu tidak ada APA-APANYA di banding dengan tubuh manusia yang jauh lebih rumit tapi Allah BERESKAN. Ketika sedang minum, air tidak akan merendam organ tubuh karena sudah otomatis mengikuti alurnya dan itu tanpa kita sadari. Bagaimana kita bisa membayangkannya, apakah kita pernah berfikir tentang itu?
Makanya jangan ribet dengan masalah yang kita miliki, dihina orang, ditipu orang dll. Bagi kita semua itu adalah masalah yang besar karena kita tidak menyadari kekuasaan Allah yang mengurus segalanya. Dan Allah itu mengurus kita tanpa kita minta.
“Bagaimana memilah kerumitan yang sangat dahsyat ketika Allah mengurus hidup kita mengatur oksigen yang masuk padahal ada banyak karbondioksida di sekitar kita. Masya Allah betapa Allah sebaik-baiknya pengatur hidup makhluknya.
Tawakal itu datang dari keyakinan.
Dan keyakinan adalah ilmu tertinggi yang paling agung, yang aplikasinya adalah tawakal.Ketika tawakal, perlukan ikhtiar?
ketika mendaki gunung ada pengumuman “Barangsiapa yang lapor pada petugas maka akan di pandu oleh petugas”. Dan petugas tsb sudah menguasai wilayah pendakian.
Ada dua rombongan yang mendaki, rombongan pertama mendaki dengan penuh keyakinannya sendiri yang membawa banyak barang. Karena belum tahu medan mendaki banyak menemui masalah dan banyak energy terbuang sia-sia. Sedangkan rombongan kedua lapor dan mengikuti arahan pada petugas. Ketika berangkat banyak menemui hambatan namun Karena sudah bersama petugas maka hambatan bisa terselesaikan dengan baik sesuai arahan dan mudah. Sehingga dia akan ikhtiar dengan efektif dan efisien karena di pandu oleh yang Maha tau sehingga tidak banyak energy terbuang”.
Memasrahkan itu bisa dengan istikharah, Do’anya “Ya Allah terserah padaMu, jika ia baik untukku maka bukakanlah jalannya dan mudahkan, jika tidak maka jauhkan dan berikanlah kelapangan padaku”. Istikharah itu harus berani ke level zero, yaitu level kita bisa mengikhlaskan atau melepaskan pilihan kita. Dan jangan suka mengatur Allah, tapi harus bisa memasrahkan segalanya pada Allah.
Ikhtiar wajib tapi tawakal lebih wajib. Kalau tawakal ikhtiar kita di tuntun oleh Allah. Ikhtiar kita akan sempurna karena di pandu oleh yang Maha Tau. Dan tidak mengandalkan akal dan hati yang terbatas. Maka Kita harus mengandalkan Allah yang maha tau, maha baik, dan maha bijaksana.
"Barangsiapa menjadikan segala macam keinginannya hanya satu, yaitu keinginan tempat kembali (negeri Akhirat), niscaya Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkan baginya keinginan dunianya. Dan barangsiapa yang keinginannya beraneka ragam pada urusan dunia, maka Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memperdulikan dimanapun ia binasa." [HR. Ibnu Majah No. 4096]
Seperti bayi ketika dalam kandungan ia bergantung hanya pada Allah namun Allah cukupkan rejekinya melalui ibunya. Allah yang Maha mengatur bagaimana rejeki itu sampai dari hal yang paling rumit sekaligus. Dan Allah tidak pernah lupa memberi kita nafas, makan, minum.
“Andaikata kalian tawakal pada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal niscaya allah berikan rizki pada kalian seperti burung yang pergi pada pagi hari dengan perut yang kosong dan sore hari kembali dengan perut yang kenyang”. Dan jaminan Allah “ Aku sesuai prasangka hambaKu ”. Maka ber-khusnudzon lah kepada Allah karena Allah sebaik-naik perencana.
Bulatkan perasaan hanya pada Allah, mintalah pada Allah. Kita boleh punya keinginan namun Jangan mengatur Allah atas keinginan kita. Keinginan kita ingin di beri yang terbaik menurut Allah. ❤
Mujahadah : melepas keinginan karena yakin Allah tau apa yang terbaik untuk kita.
Hanya Allah yang menjaga, mengurus, memelihara, hanya Allah. Semuanya milik Allah dan yang kita inginkan ada dalam kuasaan Allah sepenuhnya serta apa yang kita takuti. Dan semuanya takluk pada kekuasaan Allah.
Dan sepandai-padainya kita jangan pernah merasa mampu dengan kekuatan sendiri. Karna Allah yang memampukan dan yang memberikan keamanan pada kita, karena jika Allah berkehendak maka segala sesuatu bisa saja terjadi pada kita. Dan jangan bersandar pada apapun selain pada Allah.
ü Istri yang sudah bersuami jangan menyandarkan bahwa suaminya adalah segalanya, jangan menuhankan suami, karena suami adalah titipan Allah yang bisa diambil kapan saja.
ü Yang berbisnis jangan menuhankan klien, pembeli bukanlah raja. Kita baik pada pembeli karena perintah Allah untuk berbuat baik sesama.
ü Di depan calon mertua tidak usah berlebihan, karena Allah yang maha tau niat kita.
"
Sempurnakan ikhtiar agar Allah suka pada kita, bukan agar keinginan kita tercapai. Berhasilnya keinginkan kita Karena Allah yang mengatur bukan atas usaha kita.
Sempurnakan ikhtiar tapi jangan menuhankan ikhtiar. Seakan-akan jika kita melakukan ini pasti berhasil. Bukan sama sekali, ikhtiar adalah ibadah.
"
Pasrahkan hidup pada Allah dan berikhtiarlah. Allah yang mewakili segala urusan kita, perbanyak dzikir, jauhi dusta, teruslah berbisik-bisik dengan Allah karena Allah maha mendengar, maha dekat dan Ia selalu bersamamu. Berdzikirlah karena dzikir bisa menyempurnakan ikhtiar kita.
Komentar
Posting Komentar