TERAS PPA "RAHASIA HIDUP BAHAGIA - DEDY IRAWAN" PPA INSTITUTE

Rahasia Hidup Bahagia    

Dedy Irawan

 


 Kita semua menyadiri akan mati, tetapi masalahnya banyak yang merasa seakan mereka akan terus hidup selamanya. Buktinya mereka terlalu sibuk menetapkan target, tujuan, impian, cita cita terlampau jauh sehingga hari harinya di habiskan untuk memikirkan untuk mencapainya. Tapi seringkali kita lupa satu hal yang sangat penting, yaitu bisa jadi hari ini adalah yang terakhir untuk diri kita.  

Apa yang sudah kita siapkan untuk pulang kembali menghadap Allah? Jangan-jangan kita terlalu sibuk mengejar dunia bukan pemilik dunia.

Yuk hadirkan selalu Allah dalam mencari ilmu. Renungi kembali bahwa hidup hanyalah sebuah perjalanan yang pasti akhirnyanya. Dan tugas kita mempersiapkan bekal terbaik, amal-amalan terbaik sehingga kita akan kembali dalam keadaan yang tebaik. Sehingga agar bekal kita banyak untuk pulang, maka Allah beri kita ujian.

Ujian adalah ladang pahala bagi hamba yang beriman. Seseorang yang beriman ketika di kasih ujian akan semakin ingat Allah dan menghamba pada Alah. Dia tidak akan sibuk cari solusi tapi ketika masalah datang ia akan sibuk mengingat Allah. Karna sejatinya apapun yang di hadirkan adalah ujian. Dan ujian tidak hanya berupa ketidaknyamanan tapi juga kesenangan.  Akan tetapi kita seringkali gagal mengingat Allah ketika di kasih kesenangan dan justru akan semakin mudah mengingat Allah ketika dalam kesusahan. Bagi orang beriman ketika di kasih kesulitan akan bersabar dan ridho tetapi ketika di beri kesenangan ia akan bersyukur.

”Tanda syukur terbaik adalah menggunakan semua titipanNya untuk kembali beribadah padaNya”. 

        Zona waktu perjalanan hidup di dunia adalah Masa lalu, masa kini dan masa depan. Bahagia atau tidaknya kita tergantung diri kita sendiri yang menentukan. Lalu kenapa kita tidak merasa bahagia? karna kita salah dalam menyikapi suatu hal. Dari ketiga zona tersebut dapat berpotensi menjadi sumber penderitaan, yaitu :

´      Tidak bisa menerima masa lalu

´      Tidak bisa menerima masa kini

´      Terlalu mengkhawatirkan masa depan

Ketika kita salah menyikapi setiap episode hidup, bisa jadi itu yang membuat kita tidak bisa bersyukur, seolah-oleh masalah tidak ada habisnya. Sehingga malah sebaliknya terus bersedih terus mengeluh dan masalah terus.

Orang yang tidak bisa menerima masa lalunya, maka siap-siap hidupnya tidak akan pernah bahagia. Masa lalu bukan untuk dilupakan karena ketika dipaksain, justru itu nggak akan selesai.  Maka terima masa lalu, insya Allah hati akan yang lapang, ketenangan akan datang sehingga efeknya adalah bahagia. Kedua, tidak bisa menerima saat ini. Yang sudah ada di keluhin terus, nggak di syukurin, kita malah fokus yang nggak ada. Kita malah nagih-nagih yang belum pantas dititipin sama Allah. “Ya allah, kapan saya punya mobil? Kapan saya punya rumah?

Contoh simple, pernah nggak kita bilang terima kasih sama Allah baru bangun tidur “ Ya Allah Alhamdulillah, hari ini masih diberi kesempatan hidup. Ya Allah Alhamdulillah hari ini masih bisa kumpul sama keluarga masih bisa melihat pasangan masih bisa ngeliat anak“. Mana yang lebih sering kita lakukan?. Ketika bangun tidur pertama kali buka mata apa yang kita ingat seringkali? Masalah apa nikmatnya nya? Seringkali kita malah baru bangun tidur bilang ” Ya Allah, gimana caranya utang saya lunas? gimana caranya biar bisa berhasil?”

Hari ini kita lebih sibuk mengejar dunia, lupa sama yang punya dunia. teman-teman yuk jangan sampai kita tidak bisa menerima masa kini. kenapa ? karena jangan-jangan nikmat kita belum ditambah  sama Allah karena kita belum memenuhi syaratnya. Apa? ya syukur  karena Allah janji “Barangsiapa yang bersyukur maka nikmatnya akan ditambah.“Jangan-jangan kenapa masalah kita, keinginan kita hari ini kok belum diberikan sama Allah karena kita hari ini belum memenuhi syaratnya. Ketiga adalah orang-orang yang terlalu mengkhawatirkan masa depan.

1.   Tidak Bisa Menerima Masa Lalu.

"Kejadian Dan Orangnya"

Tidak bisa menerima kegagalan, kecewa,  sedih dan sebagainya. Seringkali kita nggak bisa nerima sampai sekarang, terus kita menyalahkan orang lain, dendam, sakit hati sama orangnya. kalau ada orang yang merasakan itu hingga saat ini itu sangat rugi banget bahkan sampai belum bisa memaafkan orang ini rugi banget. Sayang banget.

“Jangan pernah sibuk menyalahkan orangnya, jangan fokus sama kejadiannya tapi fokuslah siapa yang punya rencana”, siapa yang menyetting semua. Karena semua kejadian itu terjadi atas izin Allah. Kalau ada orang yang pengen jahatin kita, kalau satu Indonesia pengen jahatin kita tapi Allah-nya gak izinkan. Nggak bisa ya. Kalau teman-teman pahami teori ini, Insya Allah maka 2 yang tadi itu nggak kejadian ( nggak bisa maafin orang lain) karena menyadari Kejadian ini atas izin Allah dan bukan orang itu yang bikin rugi tetapi Allah yang berkehendak saya mengalaminya.

Dan yang Allah hadirkan kepada seorang hamba itu pasti yang terbaik, baik atau kurang baik? Yes, terbaik. Kalau kita menyadari itu adalah yang terbaik, berarti kondisi kita hari ini yang mungkin belum membahagiakan atau masih punya masalah adalah yang terbaik. Kalau kita menyadari ini Insya Allah Kita nggak akan pernah mengeluh,  karena kita yakin bahwa bisa jadi ujian dariNya adalah ujian kesabaran.

Misalnya Ketika kita kecopetan jangan pernah sibuk nyalahin copetnya. Kalau hari ini kan kita seringkali nyalahin copetnya. Padahal teman-teman, bisa jadi ada atau tidak adanya orang itu (pelaku copet) akan tetap terjadi. Kenapa? karena yang punya rencana bukan mereka tapi Allah. Cuman memang di episode ini orang itulah yang berperan di situ. Maka sibuklah merenung, tanya ke dalam hati kita dan sibuk baca pesan cintaNya. Tanya ke dalam hati, kenapa ya saya yang di copet. “Ya Allah, kenapa ya Kok dari 1000 dompet yang ada di pasar ini, kenapa dompet saya yang kau izinkan diambil? bukan dompet pembeli yang lain, Apa salah saya ya Allah? Apa dosa saya? jadi selalu melihat kedalam diri. Jangan-jangan ini teguran dari Allah, jangan-jangan ada harta yang nggak bersih dalam diri kita. Dan Allah ambil dengan cara itu.  Ketika kita sibuk menyalahkan orang lain, maka kita akan gagal di ujian kita.

Kuncinya :

ingat dunia ini sementara, dunia ini hanyalah sebuah perjalanan singkat.

Dan Allah akan uji di perjalanan. 

Di perjalanan singkat dan tempatnya ujian.

            Sama halnya dalam keluarga, kadang kita akan diuji lewat orang-orang terdekat kita, saking cintanya Allah. Yakini Allah memang sangat sangat mencintai hamba-nya. Saking cintanya Allah kepada seorang hamba, Allah pengen hamba ini masuk surga dengan berbagai macam cara. Namun, setelah dilihat amalnya sedikit, shalat masih biasa, sedekah masih sedikit dan dosanya banyak tapi Allah pengen dia masuk surga. Maka satu-satunya cara untuk menaikkan derajat hamba ini untuk memantaskannya masuk surga adalah dengan memberikan ujian.

Dan ujian itu bisa jadi datangnya dari orang-orang disekitar. Tiba-tiba dikirimin sahabat yang belum baik atau orangtua yang belum baik, pasangan yang belum baik, anak yang belum baik, tetangga yang belum baik. Jangan-jangan pasangan kita yang ngeselin tiap hari ternyata itu untuk dalam rangka menguji kita agar kita naik level. Jangan-jangan pasangan yang menjengkelkan itu adalah ladang pahala sabar yang Allah siapkan di muka bumi ini. Tujuannya satu untuk menaikkan derajat dan pantas masuk surga kalau kita mau bersabar dan terus melakukan yang terbaik. Tapi kalau kita fokus sama orangnya, kita malah makin benci, malah makin cerewet dan sebagainya jadi kita kehilangan lading pahala. Maka orang-orang yang beriman, ia akan bersabar dia meyakini bahwa ini Allah yang hadirkankan karna pengen meninggikan derajat kita dengan kesabaran. Jangan-jangan anak kita yang menyusahkan kita hari ini yang ngerepotin terus itu tiket surga yang disiapkan kalau kita mau terus bersabar, terus menjadi orangtua yang terbaik, memberikan perhatian kasih sayang tulus tanpa syarat.

2.   Tidak bisa menerima saat ini

(kurang bersyukur dan selalu merasa kurang)

Belum pantas dititipin tapi yang udah dititipin dilupain. Maka gimana yang nitipin mau percaya lagi sama kita sedangkan yang sudah dititipkan saja dilupain. Nggak pernah terima kasih sama Allah, gak pernah bersyukur dan mengeluh terus, kita terus sibuk sama kekurangannya tapi kita lupa sama kelebihannya.

Kedua, meletakkan kebahagian di mulut orang lain. Ini adalah salah satu sikap yang tanpa sadar sering kali lakukan yang ternyata ini juga menjadi penyebab hati kita menderita dan sulit bahagia. Sering kali meletakkan kebahagiaan di mulut orang lain makanya kurang terus, nggak bersyukur. pengen dipuji orang, pengen lihat orang.

Ada satu kisah Lukman, seorang bapak dan anak yang bawa keledai. Ketika si anaknya naik jalan berapa meter ada yang bilang “ini anak nggak tau diri, asik-asikan naik diatas keledai bapaknya disuruh jalan sendiri. Salah nih anak durhaka!”. Akhiirnya gantian anak yang nuntun bapak yang naik. Ternyata omongan orang beda lagi, “jadi Bapak tega banget anaknya disuruh jalan dia asik-asikan di atasnya sendirian!”.  Akhirnya apa? Kayaknya salah lagi nih “udah nak, kita naik berdua!”. ketika duduknya berdua, ada orang menilai beda lagi “Ini bapak sama anak tega bener, tidak berperi kebinatangan!”. Sehingga keduanya sepakat keledainya di panggul. Setelah itu apakah selesai? Nggak. “Wah ini dua-duanya bodoh!”. Artinya setiap orang pasti punya penilaian dan pandangan beda-beda. kalau kita  terus ikut apa kata mereka maka kita akan sulit bahagia.

Yang terbaik adalah jadi diri sendiri, jadi hamba yang baik,  yang penting Allah suka. Karena  yang mereka suka belum tentu Allah suka, dan yang paling baik adalah yang Allah suka,


3.   Terlalu mengkhawatirkan masa depan

Kita seringkali takut gagal, terlalu khawatir dengan yang belum terjadi. Takut nanti kalau begini gimana kalau begini nanti gimana. Padahal hasil itu adalah Domainnya Allah. Seringkali kita ini jadi orang-orang yang kurang kerjaan, seringkali kita ngambil wilayahnya Allah.  Maka kita akan pusing. Karna itu bukan wilayah  kita, wilayah hamba ikhtiar saja, terus bergerak. Karena apa? Kondisi kita hari ini itu adalah efek dari perbuatan kita di masa lalu. Bagaimana biar masa depan kita baik? cuma satu caranya, jangan kebanyakan mikir tapi lakukanlah yang terbaik hari ini sebagai seorang hamba. Daripada kebanyakan mikir, malah nggak ada yang dilakukan. Karena hari esok adalah hasil dari hari yang hari ini.  semuanya akan berefek pada hari esok kita bahagia saya semoga berhasil melakukan yang terbaik semata karena Allah apapun yang kita lakukan semuanya karena Allah apapun hasilnya pasrah.

Lalu solusinya seperti apa?

Kita akan bahas 3 Penawar Penderitaan

1.     Ridho

Ridho dengan masa lalu, masa kini dan masa depan yang artinya menerima masa lalu kita, menerima masa ini kita dan menerima masa depan.  Do’anya “ Ya Allah hamba ikhlas, ridho menerima Kejadian ini Ya Allah hamba yakin ini adalah yang terbaik” . Terima masa lalu kita, jangan jadiin beban. Kenapa? karena semua adalah yang terbaik dari Allah. Semua adalah cintanya Allah kepada seorang hamba.

Kalau kita bisa memahami hikmah dibalik setiap kejadian, masalah dan bisa memahami kenapa Allah ngasih masalah ini sama kita hari ini. Saya yakin teman-teman semua, nggak ada yang mau masalahnya cepet-cepet diselesaikan sama Allah.

Ada riwayatnya di sebuah kisah di zaman Rasulullah ada seorang wanita yang diuji sakit sama Allah. Kemudian beliau datang pada Rasulullah minta didoakan agar sembuh. Tapi ternyata ada dua pilihan, Rasulullah memberikan dua pilihan. Pertama, jika didoakan dan insya Allah akan sembuh total, tapi ada pilihan kedua merupakan pesan  dari Allah ( Allah punya tujuan baik). Yaitu dengan rasa sakit  itu,  Allah hanya ingin membersihkan dosa-dosanya seumur hidupnya. Dan kalau mau lebih bersabar maka jaminannya surga.  Ternyata dengan sakitnya itu Allah hadirkan sebagai penggugur dosa, peninggi derajatnya dan tiket surga.  Sama temen-temen, masalah kita hari ini, kesulitan-kesulitan yang Allah  hadirkan hari ini jangan-jangan tujuan Allah juga cuma ingin membersihkan dosa-dosa kita di masa lalu.

Yang kedua, Allah juga pengen banget meninggikan derajat kita dengan kesabaran kita dan bisa jadi masalah kita hari ini juga tiket surga kita semua. aamiin. Semoga kita jadi hamba-hamba yang selalu dikabulkan sama Allah dan di lapangkan. Jadi yuk Ini semua adalah yang terbaik darinya, apapun  kejadiannya.  Terima!. 

“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Allah akan menguji mereka dan barangsiapa yang ridho terhadap ujian tersebut maka baginya ridho Allah”. HR Tirmidzi

Jadi  kalau kita pengen dapat Ridhonya Allah, maka kita harus ridho. Dan sebaliknya “Barang siapa yang gak ridho, nggak nerima semua ketetapan Allah, maka baginya murkaNya”. Jadi temen-temen jangan-jangan yang bikin masalah kita nggak selesai-selesai, masalah kita kok makin berat karena kita sampai saat ini belum ridho.  Jangan sampai saat ini kita masih berontak, masih merasa kuat, masih merasa hebat, kita belum bilang sama Allah “ laa hawla wala quwwata illa billah” maka teman-teman Yuk apapun, Ridho kuncinya.

Cerita dari aa Gym, Apa yang dimaksud Ridha? umpamanya nih ada seorang anak kecil yang badannya bau, kotoran lumpur dan tanah. ketika orang tua melihat pengen bersihin anaknya. kenapa? karena ibuk nya cinta sama anaknya.  Pertanyaan saya, apa yang harus dilakukan agar proses pemandiannya bisa cepat selesai? Yes, Manut. Apakah si anak harus berontak, nggak terima dan ngelawan orang tuanya? Kalau si anak nggak nerima dibersihin, nggak nerima dimandiin kira-kira prosesnya makin cepat atau makin lama? Makin lama

Pertanyaan saya,  ada nggak di hari ini yang udah tahu lagi dibersihin sama Allah lewat permasalahan-permasalahan hidupnya tapi sampai saat ini masih belum nerima? Nggak mau ya Allah, saya nggak mau begini. Kenapa harus saya ya Allah

Seringkali kita merasa, “Ya Allah, kok begini ya Allah, ya Allah kenapa harus saya?” Kita nggak terima, padahal bisa jadi disitu sedang di “bersihkan Allah”. Dan pilihan yang kedua “ Oh berarti nurut aja manut?” kalau  nurut saja itu hanya standar. Pertanyaan saya nih, mau enggak masalahnya dipercepat sama Allah? kira-kira si anak harus ngapain biar proses pemandian yang lebih cepat ?

iya betul, si anak harus ikut bersih-bersih, ikut gosok-gosok badannya, bersih-bersih otomatis proses pemandiannya akan lebih cepat.  Artinya ketika kita hari ini sedang dibersihkan sama Allah, dosa-dosa kita dengan permasalahan-permasalahan hidup kita, langkah pertama adalah kita harus Ridho menerima dulu,  ini lagi dibersihin sama Allah. Setelah Ridho “bersih-bersih” dengan caran banyakin tobat dan banyakin istighfar.

2.     Sabar

Dari kisah Nabi Yunus, ketika di telan ikan (mendapatkan masalah) Nabi Yunus nggak fokus nyari solusi jalan keluar tapi fokus baca pesan Cinta. Setelah Nabi Yunus berhasil baca pesan cintaNya kemudian Nabi Yunus bertobat kepada Allah “laa illa Anta subhanaka inni kuntu minadzolimin” namun tidak langsung dikeluarkan dari masalahnya. Kenapa?  Karena Nabi Yunus saat itu masih di dasar laut.

Kebayang nggak  kalau Nabi Yunus saat itu juga langsung dikeluarkan dari perut (Langsung diselesaikan masalahnya) kira-kira apa yang terjadi sama Nabi Yunus? Yes, tenggelam. bukannya selamat tapi tenggelam.

             “

Artinya Kita dapat masalah, jangan fokus nyari solusi, jangan sibuk menyalahkan keadaan, jangan nyalahin orang, tapi sibuklah baca pesan cintaNya. Kemudian perbanyak taubat, perbanyak istighfar. Langkah selanjutnya, ketika sudah kita kembali menghamba kepada Allah masalahnya nggak langsung diselesaikan saat itu juga karena bisa jadi kondisinya saat itu lagi di dasar laut.

 

Kalau saat itu masalahnya diselesaikan sama Allah bisa jadi malah celaka. Dan Allah lebih tahu kapan waktu terbaik untuk keluar dari permsalahan hidup masing-masing. Langkah selanjutnya adalah SABAR.

Yakini dalam hati kita, bahwa ikan paus kita masih di dasar laut butuh waktu untuk menepi dan prosesnya harus sabar. Yakini dalam hati kita “ikan paus saya pasti akan sampai di sumber solusi”. Tugas saya adalah sabar dan terus menghamba pada Allah.

Dikatakan surat Al-Fath Ayat 143 dan 144 yang artinya “seumpamanya Nabi Yunus tidak termasuk juga beberapa mengingat Allah maka dia akan terus berada di perut ikan sampai hari akhir”. Artinya kalau dia nggak ingat sama Allah, maka masalahnya nggak beres-beres. Ikannya terus di dasar laut, nggak bergerak. Maka Yuk ,harus sabar. Apapun masalah yang Allah hadirkan tetap sabar. Pasangan yang mungkin belum sesuai harapan kita, sabar. Anak-anak yang mungkin masih belum sesuai harapan kita, sabar. Usaha yang mungkin masih gagal, sabar terus jalanin. Ingat hidup ini hanyalah sebuah perjalanan dan Allah akan menguji kita dan memang tempatnya ujian hidup ini.

3.     Syukur.

Ketika bersyukur, maka nikmatnya akan terus ditambah sama Allah. Ada dua sudut pandang di setiap peristiwa tinggal kita mau fokus yang mana, sama masalahnya sama nikmatnya. Karena permasalahan kita bisa melihat sebagai nikmat dari Allah bisa juga melihatnya sebagai masalah. Betul nggak?

Contoh sederhana, Suatu hari lagi bersih-bersih lantai dari pagi sampai malam keringat dingin, rumahnya bersih kinclong, tiba-tiba sampainya luar anak kita yang kecil habis hujan-hujanan badannya kotor kakinya penuh pasir tiba-tiba lari di depan kita seketika semuanya berantakan.

kalau kita Melihatnya sebagai masalah emosi  dan amarah yang keluar sehingga dipukul anaknya, dijewer. pertanyaan saya, Bisakah kita melihat kejadian ini bukan sebagai sebuah masalah tapi melihat sebagai nikmat dari Allah? Caranya gimana?      

Saya mau nanya satu hal, mau nggak  habis ini rumahnya bersih terus.  Nggak Insyaallah nggak ada lagi yang berantakin mainan,  mulai saat ini Insya Allah enggak ada lagi yang minta gendong, mulai saat ini nggak ada lagi yang mungkin nanti nggak akan minta jajan. Caranya gampang, udah nggak usah punya anak. masih mau nggak kira-kira? Renungi, ternyata dari permasalahan  tadi ada nggak nikmat Allah yang bisa kita syukuri. Kalau ada, temukan itu dan fokuslah!  Maka Sebesar apapun masalah anda. Insya Allah nggak lagi jadi masalah dan orang-orang yang penuh dengan kebahagiaan  hatinya.

Ketika lagi nyapu ngepel anak ngotorin lagi, tipsnya adalah tarik nafas yang dalam tahan sebentar, hembuskan sambil ucapkan alhamdulillah. “Alhamdulillah ya Allah, rumah hamba masih ada yang ngotorin. Alhamdulillah ya Allah, rumah hamba masih ada yang teriak-teriak , Alhamdulillah ya Allah.  di rumah masih ada yang berantakin mainan,  Alhamdulillah ya Allah di rumah ini masih banyak yang nangis. Tandanya engkau masih percaya nitipin anak Ini”. Kalau kita fokus di situ emosinya hilang nggak?

Kejadian yang sama, sudut pandang yang berbeda maka nanti juga akan terbit bahagia kita. Bahagia itu pilihan, kita mau milih yang mana. Apapun masalahnya Insya Allah selalu ada yang bisa disyukuri apapun itu. Ketika dikasih sakit sama Allah kira-kira apa yang bisa disyukuri? jangan-jangan ini penggugur dosa saya, terima sakitnya. Ketika di gagalin sama Allah, jangan jangan kegagalan ini cara Allah jagain saya, jangain dari kegagalan lebih besar lagi kalau diterusin. Kira-kira kegagalannya jadi masalah gak? Gak lagi dan akan lebih ridho. Maka cari disyukuri fokus sama itu, maka insya Allah apapun masalahnya nggak lagi jadi masalah. Tapi semua nya tidak semudah yang di katakan, kuncinya adalah baik sangka.

  Ridho, sabar dan syukur Insya Allah itu sangat mudah dilakukan kalau temen-temen bisa jaga prasangka baiknya sama Allah. Kenapa? kalau kita udah yakin bahwa ini adalah yang terbaik, maka akan mudah untuk menerimanya. Dan jika kita baik sangka sama Allah, ujungnya pasti Indah, bahagia dan pasti kesuksesan karena itu pertolongan dari Allah.


             Kira-kira mudah nggak sabar? kita akan nungguin itu semua. Contoh lainnya, ada orang yang rela naik dari dasar sampai puncak berlelah-lelah karena dia yakin, dia mau sabar jalanin prosesnya. Kenapa? karena dia yakin di ujung puncak itu ada keindahan yang luar biasa.

Yuk berbaik sangka. Yang ketiga, dengan baik sangka sama Allah Kita akan mudah bersyukur kepada Allah. Kalau kita meyakini ini adalah yang terbaik, ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita maka bersyukur sangat mudah. Yang sulit itu adalah karena kita nggak meyakini adalah yang terbaik. kita malah Meyakini dalam keburukan, kita meyakini dalam kesulitan. Mulai hari ini yuk kita balik. kuncinya adalah baik sangka, maka ingat janji Allah, Allah berjanji di Alquran berkali-kali. “Aku tidak pernah mendzolim hambaku”.  Allah cuma ingin memberikan yang terbaik untuk hambanya. tugas kita adalah teruslah berbaik sangka kepadanya. 

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh teman-teman yang insyaAllah di sayangi Allah, yuk ikuti kajian TERAS PPA live ZOOM meeting, Facebook dan Channel Youtube yang di adakan minimal dua kali 1 minggu. karena Ada beragama ilmu yang di sampaikan. yukk jangan sampai ketinggalan daftar di  link Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL UTS GENAP PLH KELAS 6 SD

Cara menghilangkan objek dalam foto dengan Photoscape

Makalah VOC